Minggu, 20 April 2014

PENDIDIKAN SENI

Pendidikan seni terbentuk dari kata pendidikan dan seni. Hal ini membawa implikasi bahwa proses pendidikan seni tidak hanya difungsikan untuk melatih siswa agar mampu menguasai proses dan teknik berkarya seni saja, namun melalui proses ini juga difungsikan sebagai alat pendidikan dalam membantu siswa untuk mencapai kedewasaan.
Namun banyak orang yang beranggapan, bahwa pendidikan seni yang diajarkan pada siswa itu sebagai tujuan pendidikan. Hal itu sebenarnya merupakan pemikiran yang keliru. Jajang Suryana (2010) menyatakan bahwa,
“tujuan utama pendidikan pada hakikatnya untuk mengantarkan anak menyelesaikan tahap-tahapan tugas perkembangannya. Perkembangan fisik, psikis, nalar, rasa, etika, perilaku, kesadaran sosial, kesadaran lingkungan, dan tata nilai, masing-masing pembinaannya dititipkan kepada bidang-bidang ajar tertentu. Semua bidang ajar tersebut hanyalah alat, bukan tujuan. Oleh karena itu, pembelajaran pendidikan seni, sama seperti pembelajaran pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan olahraga, pendidikan keilmualaman, dan bidang ajar pendidikan yang lainnya.”

          Dengan demikian, sebenarnya pendidikan seni merupakan alat untuk mencapai kedewasaan, bukan sebagai tujuan. Kedewasaan yang dimaksudkan adalah dewasa dalam intelektual dan emosionalnya. Dewasa dalam intelektual artinya siswa dapat memahami dan mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan usianya. Usia anak sekolah dasar tentunya berbeda dengan usia anak SMP dan SMA, karena itu kedewasaan intelektual pada siswa sekolah dasar meliputi kemampuan anak memahami segala sesuatu pengetahuan yang di ajarkan kepadanya. Sedangkan dewasa dalam emosional artinya siswa sekolah dasar dapat menjaga dan mengatur emosionalnya dengan baik. Emosional ini mencakup keadaan anak dalam berinteraksi dengan teman sebaya, dengan guru di sekolah, orang tua di rumah dan bahkan dengan orang-orang dimasyarakat. Siswa sekolah dasar yang berada dalam tahap operasional konkret cenderung sulit untuk mengembangkan emosionalnya. Tetapi dengan pendidikan seni keadaan emosional anak akan dilatih secara tidak langsung, melalui kegiatan-kegiatan seni. Hal itu akan mengakibatkan emosional anak dapat berkembang ke arah yang lebih baik sehingga bisa mencapai kedewasaan pada usianya.
Selain mencapai kedewasaan intelektual dan emosional, pendidikan seni dapat membantu anak mencapai kedewasaan secara jasmani dan rohani. Secara jasmani anak-anak akan mengalami perkembangan fisik yang baik pada usianya. Secara rohani pola pikir anak tentang hal-hal rohani akan mulai tertata dengan baik. Mulai dari pentingnya melakukan berdoa sebelum berangkat sekolah.
Semua hal yang telah diuraikan di atas dapat dimiliki oleh setiap anak-anak setelah mendapatkan pendidikan seni. Maka dari itu pendidikan seni dapat dikatakan sebagai alat untuk membantu siswa mencapai kedewasaan, bukan sebagai tujuan. Kedewasaan dalam intelektual, emosional, jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan usianya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar