Pendidikan seni terbentuk dari kata pendidikan dan
seni. Hal ini membawa implikasi bahwa proses pendidikan seni tidak hanya
difungsikan untuk melatih siswa agar mampu menguasai proses dan teknik berkarya
seni saja, namun melalui proses ini juga difungsikan sebagai alat pendidikan
dalam membantu siswa untuk mencapai kedewasaan.
Namun banyak orang
yang beranggapan, bahwa pendidikan seni yang diajarkan pada siswa itu sebagai
tujuan pendidikan. Hal itu sebenarnya merupakan pemikiran yang keliru. Jajang
Suryana (2010) menyatakan bahwa,
“tujuan utama pendidikan pada hakikatnya untuk mengantarkan anak
menyelesaikan tahap-tahapan tugas perkembangannya. Perkembangan fisik, psikis,
nalar, rasa, etika, perilaku, kesadaran sosial, kesadaran lingkungan, dan tata
nilai, masing-masing pembinaannya dititipkan kepada bidang-bidang ajar
tertentu. Semua bidang ajar tersebut hanyalah alat, bukan tujuan. Oleh
karena itu, pembelajaran pendidikan seni, sama seperti pembelajaran pendidikan
agama, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan olahraga, pendidikan
keilmualaman, dan bidang ajar pendidikan yang lainnya.”
Dengan demikian, sebenarnya
pendidikan seni merupakan alat untuk mencapai kedewasaan, bukan sebagai tujuan.
Kedewasaan yang dimaksudkan adalah dewasa dalam intelektual dan emosionalnya.
Dewasa dalam intelektual artinya siswa dapat memahami dan mengembangkan
pengetahuannya sesuai dengan usianya. Usia anak sekolah dasar tentunya berbeda
dengan usia anak SMP dan SMA, karena itu kedewasaan intelektual pada siswa
sekolah dasar meliputi kemampuan anak memahami segala sesuatu pengetahuan yang
di ajarkan kepadanya. Sedangkan dewasa dalam emosional artinya siswa sekolah
dasar dapat menjaga dan mengatur emosionalnya dengan baik. Emosional ini mencakup
keadaan anak dalam berinteraksi dengan teman sebaya, dengan guru di sekolah,
orang tua di rumah dan bahkan dengan orang-orang dimasyarakat. Siswa sekolah
dasar yang berada dalam tahap operasional konkret cenderung sulit untuk
mengembangkan emosionalnya. Tetapi dengan pendidikan seni keadaan emosional
anak akan dilatih secara tidak langsung, melalui kegiatan-kegiatan seni. Hal
itu akan mengakibatkan emosional anak dapat berkembang ke arah yang lebih baik
sehingga bisa mencapai kedewasaan pada usianya.
Selain mencapai
kedewasaan intelektual dan emosional, pendidikan seni dapat membantu anak
mencapai kedewasaan secara jasmani dan rohani. Secara jasmani anak-anak akan
mengalami perkembangan fisik yang baik pada usianya. Secara rohani pola pikir
anak tentang hal-hal rohani akan mulai tertata dengan baik. Mulai dari
pentingnya melakukan berdoa sebelum berangkat sekolah.
Semua hal yang telah
diuraikan di atas dapat dimiliki oleh setiap anak-anak setelah mendapatkan
pendidikan seni. Maka dari itu pendidikan seni dapat dikatakan sebagai alat
untuk membantu siswa mencapai kedewasaan, bukan sebagai tujuan. Kedewasaan dalam intelektual,
emosional, jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan usianya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar