Bagi
setiap orang seni itu memiliki arti yang berbeda. Berbeda arti tentu juga
berbeda makna. Bagi orang dewasa yang telah mengenal berbagai bentuk kesenian
menganggap seni merupakan hasil cipta rasa karsa manusia yang mengandung unsur
keindahan yang dirasakan oleh indera. Namun bagi anak-anak yang masih awam
dengan seni, mereka menganggap seni itu seperti mainan baru. Jika anak-anak
diberikan mainan baru, maka mereka akan senang untuk memainkannya. Begitu juga
dengan seni, anak-anak akan senang apabila belajar tentang seni. Apalagi
menurut mereka, itu adalah sesuatu yang baru. Pada umumnya anak-anak usia
sekolah dasar sangat senang dengan kegiatan mencoba-coba. Karena pada tahap
operasional kongkrit rasa ingin tau anak itu sangat tinggi. Seni merupakan kegiatan
mencoba-coba. Mencoba untuk mendapatkan sesuatu yang bagus, bagi anak-anak.
Terdapat
beberapa jenis seni yang dapat diajarkan kepada anak-anak, baik seni rupa, seni
tari, seni musik dan seni teater. Untuk seni rupa terdapat banyak kegiatan yang
diajarkan kepada anak-anak, salah satunya adalah cetak tinggi. Dalam
perkuliahan pendidikan seni rupa yang diajarkan oleh Bapak Jajang Suryana,
beliau menjelaskan bahwa kegiatan cetak tinggi sangat bermanfaat bagi
anak-anak. Kegiatan ini akan dapat mengembangkan kreatifitas anak-anak dalam
berpikir, dan mengembangkan imajinasinya. Saya sebagai mahasiswa dan calon guru,
baru pada perkuliahan ini saya mendapatkan pembelajaran seni rupa. Jadi tidak
heran saat dosen menyebutkan kegiatan cetak tinggi, saya merasa bingung. Apa
kegiatan cetak tinggi itu? Bagaimana kegiatannya? Dalam pikiran saya, cetak
tinggi adalah kegiatan mencetak sesuatu dengan ketinggian tertentu. Ternyata
itu salah. Kegiatan cetak tinggi merupakan salah
satu seni cetak untuk mencetak gambar atau tulisan dengan menggunakan cetakan yang
mempunyai permukaan tinggi atau timbul. Contoh cetak tinggi yang sering kita
jumpai adalah stempel. Cetakan stempel itu memiliki permukaan yang tinggi dan
timbul, sehingga pada saat di tempelkan pada tinta, maka hanya bagian yang
tinggi yang terkena tinta. Sehingga saat ditempelkan pada kertas dapat
membentuk pola sesuai cetakan.
Stempel tersebut merupakan jenis
cetak tinggi yang pengerjaannya cukup sulit, karena cetakan yang digunakan
terbuat dari kayu, dan motif cetakan juga sangat rumit. Tetapi untuk
mengajarkan cetak tinggi pada anak sekolah dasar, kita tidak perlu menyuruh
siswa untuk melakukan cetak tinggi dengan stempel itu. Sebenarnya banyak
bahan-bahan yang dapat digunakan dalam kegiatan cetak tinggi. Bahan-bahan
tersebut juga mudah ditemukan di lingkungan sekitar, dan bahkan bisa didapatkan
dengan tanpa membeli. Bahan tersebut adalah pelepah daun pisang, dan
umbi-umbian seperti wortel dan kentang. Pelepah daun pisang sangat baik
digunakan dalam kegiatan cetak tinggi, karena teksturnya yang tidak keras,
gampang diolah dan memiliki serat-serat yang baik. Menggunakan pelepah daun
pisang sangat gampang, tinggal memotong salah satu ujungnya hingga permukaannya
datar. Tetapi jika ingin memodifikasi bisa juga dengan memotong pinggirnya agar
yang terlihat nanti hanya serat pelepah daun pisang saja.
Selain menggunakan pelepah daun pisang, menggunakan umbi-umbian
seperti kentang dan wortel juga sangat mudah. Tekstur yang lembut dan lunak
memudahkan kita untuk mengolahnya menjadi cetakan. Dalam menggunakan bahan yang
lunak seperti kentang dan wortel kita harus membuat bentuk sesuai dengan yang
diinginkan. Caranya dengan mencungkil bahan itu sehingga motif/bentuk yang kita
inginkan memiliki permukaan yang lebih tinggi. Teknik tersebut biasanya disebut
dengan menoreh atau mencukil. Untuk tinta kita bisa menggunakan tinta pada
bantalan stempel. Sehingga kita bisa menggunakan dengan praktis dan warna tinta
akan lebih jelas. Akan tetapi ada beberapa kekurangan dalam menggunakan tinta,
yaitu kita hanya bisa mendapatkan satu warna saja dan harga tinta itu harganya
cukup mahal. Alternatif lain kita bisa menggunakan pewarna makanan atau sumbe.
Jika menggunakan pewarna makanan kita akan mendapatkan berbagai macam warna,
tetapi warna yang dihasilkan tidak sebagus tinta. Untuk mengajarkan teknik
cetak tinggi di sekolah dasar, menggunakan pelepah daun pisang dan umbi-umbian
sebagai bahan cetakan kemudian menggunakan pewarna makanan sebagai pemberi
warna rasanya sudah baik. Tetapi kita juga harus mengkondisikan dengan
lingkungan sekitas di sekolah tersebut.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah alat dan
bahan yang saya gunakan dalam kegiatan cetak tinggi, pada perkuliahan
pendidikan seni rupa.
Alat dan Bahan
Pisau
Kertas gambar
Pewarna makanan
Pelepah daun pisang
Ranting daun
Botol air mineral kecil
Kain
Air
Langkah-langkah
pembuatannya adalah sebagai berikut:
- Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan, seperti yang sudah dijelaskan di atas.
- Potonglah bagian ujung pelepah daun pisang hingga permukaanya datar.
- Campur pewarna makanan dengan air (Pewarna dan air sedikit saja) pada botol air mineral kecil.
- Celupkan pelepah daun pisang ke dalam pewarna, kemudian usap-usapkan pada kain agar pewarna yang menempel pada pelepah daun pisang tidak terlalu banyak.
- Tempelkan pelepah daun pisang pada kertas yang telah disediakan sesuai dengan motif atau gambar yang di inginkan.
- Tekan secara merata agar cetakan yang dihasilkan bagus.
- Kemudian angkat cetakan atau pelepah daun pisang, maka akan terlihat pola cetakan pada kertas gambar.
- Lakukan berulang kali untuk membentuk gambar yang diinginkan, dan gunakan warna yang berbeda agar gambar memiliki warna bervariasi
- Potong ranting daun pada bagian ujungnya, sampai permukaan datar.
- Celupkan ujung ranting daun itu pada pewarna, kemudian tempelkan pada tengah-tengah cetakan pelepah daun pisang tadi.
- Selanjutnya celupkan semua bagian ranting daun pada pewarna, kemudian tempelkan pada kertas gambar untuk membuat cetakan batang bunga.
- Angkat ranting daun itu.
- Apabila ingin membuat lebih dari satu gambar, ulangi langkah di atas.
Berikut ini adalah hasil karya cetak tinggi yang saya buat
dalam mata kuliah pendidikan seni rupa.
Proses pembuatan gambar
dengan cetak tinggi sangat sederhana, tetapi perlu ketelitian dan kecermatan
dalam menempelkan cetakan agar warna yang dihasilkan bagus dan motif gambar
juga bagus. Setelah saya melakukan kegiatan cetak tinggi, saya melihat
serat-serat dari pelepah daun pisang itu sangat indah apabila membentuk gambar
bunga. Tetapi dalam proses pembuatan saya menemukan beberapa kendala. Yang
pertama adalah ketika saya menempelkan cetakan/pelepah daun pisang pada kertas,
kadang-kadang hasilnya tidak bagus. Bisa jadi pewarna terlalu banyak, sehingga hasil
cetakan basah dan serat pelepah daun pisang tidak terlihat. Kadang-kadang
pewarna juga terlalu sedikit, sehingga hasil cetakan kurang jelas. Nah solusi
yang saya lakukan adalah sebelum menempelkan cetakan/pelepah daun pisang yang
sudah dicelupkan pewarna pada kertas gambar, maka usap-usapkan ujung cetakan
itu pada kain agar cetakan tidak terlalu basah. Kemudian pada saat menempelkan
cetakan/pelepah daun pisang, tekan secara merata agar hasilnya bagus. Perlu
anda ketahui bahwa sekali mencelupkan cetakan/pelepah daun pisang idealnya
dapat digunakan untuk tiga kali mencetak agar hasil cetakan memiliki warna yang
baik.
Demikianlah proses kegiatan
cetak tinggi yang saya lakukan pada perkuliahan pendidikan seni rupa. Semoga
tulisan ini bermanfaat bagi pembaca, dan bagi anda yang ingin melakukan
kegiatan cetak tinggi saya ucapkan selamat mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar