PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED BERBANTUAN
MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL
BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD
I Gd. Agus Mayga Putra1, I Nym. Murda2,
I G. A. Tri Agustiana3
1,2,3Jurusan PGSD, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: 12megabyte@gmail.com1,
nyomanmurda@yahoo.co.id2, igustiayutriagustiana@yahoo.co.id3
Pengembangan IPTEK sangat ditentukan oleh penguasaan
terhadap IPA. Teknologi yang dinikmati sekarang sebagian besar tercipta melalui
penerapan konsep dan prinsip IPA. Oleh karena itu, pengembangan kemampuan
peserta didik dalam bidang ilmu pengetahuan alam merupakan salah satu kunci
keberhasilan peningkatan kemampuan dalam era teknologi informasi. Mengingat
begitu pentingnya IPA di sekolah dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari
maka pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional berupaya untuk
meningkatkan kemampuan IPA antara lain melalui penyempurnaan kurikulum
pendidikan IPA dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pemerintah juga melakukan peningkatan sarana
dan prasarana pendidikan, memperbaiki metode pengajaran para guru melalui
pengadaan penataran guru, seminar kependidikan, hingga pelaksanaan sertifikasi
guru sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru yang akan berimbas
pada peningkatan kualitas pendidikan.
Namun pada kenyataannya, pembelajaran yang diharapkan
kurikulum belum terwujud dilapangan. Hal ini diperkuat berdasarkan hasil
observasi di beberapa SD Gugus VI di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar
yang terdiri dari SD No. 1 Taro, SD No. 2 Taro, SD No. 3 Taro, SD No. 4 Taro,
SD No. 5 Taro, dan SD No. 6 Taro. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan,
dapat diketahui bahwa rata-rata hasil nilai skor ulangan umum mata pelajaran
IPA di kelas IV masih banyak yang berada di bawah KKM. Dari hasil observasi
juga diketahui bahwa guru lebih banyak menggunakan model pembelajaran langsung
dengan metode ceramah.
Melihat permasalahan tersebut, guru perlu menemukan
cara terbaik dalam menyampaikan konsep IPA di kelas. Berkenaan dengan hal itu,
dapat digunakan suatu model pembelajaran terpadu tipe connected. Model
pembelajaran terpadu tipe connected merupakan model yang menghubungkan
satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan
dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dalam suatu hari dengan tugas
yang dilakukan pada hari berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari.
Langkah-langkah dalam model pembelajaran terpadu tipe connected adalah langkah ke-1 adalah pendahuluan, dalam langkah ini ada
empat kegiatan pokok kegiatan antara lain mengaitkan pembelajaran dengan
pembelajaran sebelumnya, guru memotivasi siswa, memberikan pertanyaan kepada
siswa terkait konsep prasyarat yang harus dikuasai siswa dan mejelaskan tujuan
pembelajaran kepada siswa. Langkah ke-2 yaitu presensi materi, kegiatan dalam langkah
ini adalah presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai siswa, yang meliputi
kegiatan demonstrasi atau presentasi keterampilan. Langkah ke-3 yaitu
membimbing pelatihan, dalam langkah ini kegiatan utama guru adalah mengaktifkan
siswa untuk berdiskusi secara berkelompok lewat bantuan LKS dan memberikan
bimbingan dan pelatihan pada siswa untuk menyusun laporan. Langkah ke-4 yaitu
menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik, dalam langkah ini siswa siswa
berdiskusi kemudian mempresentasikan hasil diskusi dan meminta kelompok lain
untuk menanggapi hasil presentasi. Setelah hasil diskusi ditanggapi, guru
membimbing siswa dalam meyimpulkan topik pembahasan. Langkah ke-5 yaitu
mengembangkan dengan memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan
penerapan. Dalam langkah ini guru memberikan kesempatan untuk pelatihan terepan
dengan memberikan tugas-tugas terkait dengan materi. Langkah ke-6 yaitu
menganalisis dan mengevaluasi, dalam langkah ini guru memberikan evaluasi untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai isi materi.
Dalam melaksanakan semua langlah-langkah tersebut diperlukan
adanya pemanfaatan suatu media pembelajaran. Salah satu media yang dapat
mendukung pembelajaran connected adalah media gambar. Berdasarkan uraian
di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran terpadu tipe connected berbantuan media gambar terhadap
hasil belajar siswa kelas IV di SD Gugus IV Kecamatan Tegallalang Kabupaten
Gianyar.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan
desain penelitian non equivalent post-test only control group desain. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV semester II di SD Gugus IV Kecamatan
Tegallalang yang berjumlah 186 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah teknik random sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas
IV A SD No. 1 Taro yang berjumlah 28 orang sebagai kelas eksperimen dan siswa
kelas IV B SD No. 1 Taro yang berjumlah 28 orang sebagai kelas kontrol. Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan metode tes. Tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes tipe pilihan ganda. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan
statistik inferensial.
Berdasarkan analisis data, hasil penelitian ini menunjukkan secara
keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa
yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran terpadu tipe connected berbantuan
media gambar dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pengajaran
langsung (direct instruction). Perbedaan tersebut dilihat dari hasil
skor hasil belajar IPA siswa diperoleh thitung lebih besar dari ttabel
(thitung=3,815>ttabel=2,021) pada taraf signifikansi
5%. Dengan kata lain, model pembelajaran terpadu tipe connected berbantuan
media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa dibandingkan dengan
model pengajaran langsung (direct instruction).
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas,
dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran terpadu tipe connected berbantuan
media gambar dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung (direct
instruction. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan di atas
penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut. 1) Untuk siswa sekolah dasar
agar selalu terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran
sehingga mendapatkan pengetahuan baru melalui pengalaman yang ditemukan sendiri,
2) Bagi guru agar terus melakukan inovasi pembelajaran untuk meningkatkan
profesionalisme dan mengembangkan model pembelajaran terpadu tipe connected di
sekolah dasar sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran, 3) Bagi
sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan
pengelolaan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran di sekolah
dasar serta sebagai tolak ukur peningkatan kualitas sekolah dalam melakukan
inovasi pembelajaran di sekolah dasar. 4) Kepada peneliti lain yang berminat
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran terpadu
tipe connected berbantuan media gambar agar memperhatikan
kendala-kendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan
untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan.
Kalau ngerangkum jurnal itu gausah ditulis lagi judul sub bab nya ya?
BalasHapusKalau ngerangkum jurnal itu gausah ditulis lagi judul sub bab nya ya?
BalasHapusbuat resume jurnal hipotesisnya harus ditulis gx ?
BalasHapus